Kapal Kepresidenan Buatan Batam Diluncurkan

Kapal Republik Indonesia Bung Karno-369 perdana diluncurkan ke laut untuk menguji stabilitas dan kekedapan badan kapal. Korvet yang mengemban tugas sebagai kapal kepresidenan itu dibuat oleh perusahaan galangan kapal swasta di Batam, Kepulauan Riau.

Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Muhammad Ali di Batam menyatakan, peluncuran perdana ke air adalah tahap yang sakral dalam pembangunan kapal perang. Secara filosofis itu dapat diibaratkan seperti seorang anak yang pertama kali menjejak tanah.

”Kapal ini nantinya memiliki peran yang sangat penting, tidak hanya dalam menjaga keamanan dan kedaulatan negara, tetapi juga memastikan keamanan dan keselamatan kepala negara yang on board. Kapal ini dapat difungsikan sebagai kapal kepresidenan untuk mendukung berbagai kegiatan protokoler dan tugas diplomatik kenegaraan,” kata Ali.

Sebagai kapal kepresidenan, KRI Bung Karno-369 akan menggantikan KRI Barakuda-633 yang sudah berusia lebih dari 30 tahun. Menurut Ali, KRI Bung Karno-369 juga memiliki banyak kelebihan dibandingkan dengan pendahulunya, KRI Barakuda-633.

Pengadaan korvet ini menjadi solusi dalam upaya memenuhi kebutuhan alutsista untuk menjaga perairan Indonesia. Ke depan diharapkan ada lebih banyak galangan kapal dalam negeri yang mampu memproduksi kapal dengan dimensi lebih besar, daya tempur yang lebih baik, dan kecanggihan alutsista yang tinggi (Muhammad Ali).

Ia menuturkan, KRI Barakuda-633 merupakan jenis patroli, sedangkan KRI Bung Karno-369 merupakan jenis korvet. KRI Bung Karno-369 berdimensi lebih besar dengan panjang 73 meter dibanding KRI Barakuda-633 yang panjangnya hanya 58 meter. Selain itu, KRI Bung Karno-369 juga memiliki persenjataan yang lebih lengkap.

”Kapal (Bung Karno) ini multifungsi. Selain mengemban tugas kapal protokol kepresidenan, dia nanti juga akan dipersenjatai dengan meriam peluru kendali. Juga akan dilengkapi beberapa sensor yang bisa mendeteksi segala ancaman dari udara, permukaan laut, dan bawah air,” ujar Ali.

Secara khusus, Ali mengatakan, korvet itu diberi nama Bung Karno dan diharapkan dapat meneladani kebulatan dan kegigihan tekad bapak bangsa tersebut. KRI Bung Karno-369 juga diharapkan dapat berkontribusi mempertahankan kemerdekaan RI dan menjaga perdamaian dunia.

Selain itu, menurut Ali, pengadaan korvet ini juga menjadi solusi dalam upaya memenuhi kebutuhan alutsista untuk menjaga perairan Indonesia. Ia berharap ke depan ada lebih banyak galangan kapal dalam negeri yang mampu memproduksi kapal dengan dimensi lebih besar, daya tempur yang lebih baik, dan kecanggihan alutsista yang tinggi.

”Sehingga (kapal perang buatan dalam negeri) dapat dijadikan referensi utama dan mampu berkompetisi di tingkat lokal dan global,” ucap Ali.

KRI Bung Karno-369 diproduksi oleh galangan kapal PT Karimun Anugrah Sejati (KAS) di Batam. Komisaris PT KAS Franky Sucipto mengatakan, lebih kurang ada 200 pekerja yang terlibat dalam pembuatan kapal tersebut.

Ia menuturkan, penandatanganan kontrak pembuatan KRI Bung Karno-369. Menurut rencana kapal tersebut diresmikan di Jakarta bertepatan dengan hari lahir Bung Karno.

Sejak beberapa tahun lalu sejumlah galangan kapal di Batam terlibat dalam pembuatan kapal aparat Indonesia. Pada PT Bandar Abadi menyelesaikan pembuatan KRI Teluk Weda-526 dan KRI Teluk Wondama-527. Satu tahun sebelumnya, PT Citra Shipyard juga merampungkan pembuatan tiga kapal patroli untuk Badan Keamanan Laut.