Lepasliarkan Satwa Diproteksi ke SM Padang Sugihan

Memperingati Hari Hewan Sedunia, BKSDA Sumsel

Palembang (23/10) – Sekitar lima tipe satwa diproteksi, yang terdiri dari 8 pribadi, dilepaskan oleh Balai Pelestarian Sumber Daya Alam https://www.donkeysofwales.com/ Sumatera Selatan (BKSDA Sumsel) dan Yayasan ALOBI pada Sabtu (23/10) ke Suaka Margasatwa Padang Sugihan Kabupaten Banyuasin.

Aktivitas ini sekalian bersamaan dengan Hari Hewan Sedunia, yang diperingati setiap tanggal 4 Oktober 2021, sebagai momen untuk perjuangkan hak hidup dan tingkatkan kesejahteraan satwa di alam liarnya.

Tujuh pribadi satwa asal dari Pusat Pengamanan Satwa (PPS) Tegal Jalur Jakarta, mencakup dua pribadi Kukang Sumatera (Nycticebus coucang), dua pribadi Elang Bido (Spilornis chela), dua pribadi Elang Bondol (Haliastur indus), dan satu pribadi Elang Paria (Milvus migrans), yang dipercayakan ke PPS Alobi Bangka Belitung semenjak bulan Agustus 2021.

Dan satu pribadi Betet Ekor-Panjang (Psittacula longicauda) asal dari serahan warga di Kota Palembang. Seterusnya, lewat Surat Info Kesehatan Hewan (SKKH) Nomor 524.32/971/PKH/X/2021, Nomor 125/UPTD.RSH/SKKH/IX/2021, dan Nomor 126/UPTD.RSH/SKKH/IX/2021, ke-8 pribadi satwa itu dipastikan sehat dan pantas untuk dilepaskan.

Suaka Margasatwa (SM) Padang Sugihan selebar 88.148,05 hektar adalah komunitas alami untuk satwa liar, termasuk menjadi satu diantara daerah tebaran ke-8 satwa yang dilepaskan. Aksesbilitas untuk capai SM Padang Sugihan dari kota Palembang bisa dilewati dua langkah yakni jalan sungai dan jalan darat, bisa dilakukan lebih kurang dua jam perjalanan.

Keinginan intinya, usaha ini bisa tingkatkan populasi dan peranan satwa liar di alam, yang disebut ‘rumah’ sebenarnya untuk satwa. Aktivitas ini adalah bentuk nyata program Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bertopik “Living in harmony with nature: Melestarikan satwa liar punya negara”.

Beberapa faksi yang terturut pada aktivitas pelepasliaran ini salah satunya Dinas Kehutanan Propinsi Sumatera Selatan, Balai Gakkum LHK Daerah Sumatera, Polres Banyuasin, PT Timah Tbk., dan Yayasan ALOBI dan mass media.

Kepala BKSDA Sumsel, Ujang Wisnu Barata, sampaikan jika aktivitas pelepasliaran sudah jadi jadwal teratur BKSDA Sumsel. Jadwal itu bukan hanya penting untuk lingkungan secara ekologis, tetapi sebagai media kampanye dan pembelajaran ke berbagai kalangan masyarakat jika pelepasliaran satwa liar harus lewat tingkatan yang betul, salah satunya proses pemulihan hingga dipastikan pantas dari faktor kesehatan fisik dan rekondisi karakter liarnya.

Terpublikasinya aktivitas pantauan, translokasi, dan pelepasliaran satwa sudah tumbuhkan kesadaran, bisa dibuktikan dengan semakin jumlahnya warga yang aktif memberikan informasi dan secara suka-rela memberikan satwa-satwa diproteksi ke BKSDA Sumsel. Ini tentu saja tidak lepas dari kontribusi dan kerja bersama beberapa faksi.

Animo ke semua elemen pemerintahan pusat dan wilayah, beberapa volunteer/ pegiat/ pengamat satwa liar, akademiki, mass media, dan khalayak luas yang sudah menolong dan berperanan aktif dalam program-kegiatan pelestarian keberagaman hayati, dan terutama ke Yayasan ALOBI, partner vital BKSDA Sumsel dalam program Pengendalian Pusat Pengamanan Satwa (PPS) yang mencakup aktivitas rescue dan release satwa, kampanye dan pembelajaran berdasar payung Kesepakatan Kerja Sama (PKS) Nomor PKS.03/K.12/TU/KSA/20/2018 dan Nomor 085/Alobi/PKP/14/10/2018.