Memahami Airglow: Fenomena Cahaya Malam Hari Bumi
Cahaya udara adalah fenomena optik samar namun menarik yang menyebabkan langit malam tidak pernah benar-benar gelap, bahkan ketika cahaya bintang dan sinar matahari yang menyebar dari sisi jauh Bumi dihilangkan. Tidak seperti aurora, yang dipengaruhi oleh magnet Bumi dan aktivitas matahari, cahaya udara disebabkan oleh exquisitedesignsalonandspa.com gas yang menyala sendiri di atmosfer. Fenomena ini terjadi sebagai akibat dari proses kimia di lapisan atas atmosfer dan merupakan bagian alami dari lingkungan Bumi.
Apa yang Menyebabkan Airglow?
Airglow terjadi dalam dua bentuk berbeda: dayglow dan nightglow. Kedua bentuk tersebut berasal dari penyebab yang mendasari yang sama—energi matahari yang membelah molekul atmosfer di siang hari. Namun, cahaya udara itu sendiri terlalu redup untuk terlihat pada siang hari karena kecerahan Matahari yang luar biasa. Pada malam hari, fenomena ini terlihat sebagai cahaya malam, ketika molekul yang terbelah pada siang hari bergabung kembali dan memancarkan cahaya redup.
Emisi ini terjadi ketika energi Matahari memecah molekul atmosfer, dan fragmen yang dihasilkan — seperti oksigen dan nitrogen — bergabung kembali tanpa adanya sinar matahari di malam hari, melepaskan foton dalam prosesnya. Cahaya yang dipancarkan selama rekombinasi ini adalah apa yang kita amati sebagai cahaya udara. Proses penerangan diri ini tidak bergantung pada pengaruh langsung Matahari di malam hari, melainkan pada aktivitas matahari yang terjadi di siang hari.
Latar Belakang Sejarah
Airglow pertama kali diidentifikasi pada tahun 1868 oleh fisikawan Swedia Anders Ångström, dan kemudian dipelajari secara ilmiah oleh Simon Newcomb pada tahun 1901. Fenomena ini, meskipun tidak sepenuhnya dipahami pada saat itu, telah membuat para ilmuwan dan astronom penasaran sejak saat itu. Menariknya, orang Yunani kuno seperti Aristoteles dan Plinius juga mencatat fenomena serupa, yang mereka sebut sebagai “Chasmata”—istilah yang kemungkinan menggambarkan aurora dan cahaya udara, meskipun perbedaannya belum dibuat.
Airglow vs. Aurora
Sementara airglow dan aurora terkadang terlihat mirip, keduanya disebabkan oleh proses yang berbeda. Aurora, juga dikenal sebagai Cahaya Utara dan Selatan, adalah hasil angin matahari yang berinteraksi dengan medan magnet Bumi, menghasilkan tampilan warna-warni di langit, biasanya di garis lintang yang lebih tinggi. Di sisi lain, cahaya udara jauh lebih halus dan terlihat bahkan di daerah di mana aurora tidak terjadi. Cahayanya umumnya adalah cahaya kebiruan redup, dan sementara aurora bisa terang dan mencolok, cahaya udara cenderung lebih konsisten dan persisten.
Mekanisme di Balik Airglow
Mekanisme utama di balik cahaya udara termasuk proses seperti rekombinasi, pendaran dari sinar kosmik, dan chemiluminescence dari reaksi yang melibatkan oksigen dan nitrogen. Proses rekombinasi, di mana atom terbelah pada siang hari dan bergabung kembali di malam hari, adalah salah satu kontributor utama cahaya tampak yang kita lihat. Di ketinggian yang lebih tinggi di atmosfer, atom oksigen dan nitrogen dapat bereaksi dengan radikal hidroksil, yang menyebabkan cahaya udara. Unsur-unsur lain, seperti natrium dan litium, juga berkontribusi pada fenomena tersebut.
Pada malam hari, cahaya udara biasanya paling terang sekitar 10 ° di atas cakrawala pengamat. Ini karena, ketika Anda melihat lebih rendah di langit, cahaya melewati lebih banyak atmosfer, yang menyerap dan menyebarkan cahaya. Namun, cahaya udara umumnya seragam di langit dan dapat terlihat bahkan dari observatorium berbasis darat, meskipun membatasi sensitivitas teleskop optik.